1. | Jika manusia menginginkan kenikmatan-kenikmatan indera, dan kemudian berhasil mendapatkannya, pastilah dia akan merasa terpuaskan karena telah memperoleh apa yang diinginkan oleh makhluk yang tidak kekal. | (766) |
2. | Tetapi jika manusia yang menginginkan dan mengharapkan kenikmatan-kenikmatan indera itu tidak memperolehnya, maka ia akan menderita bagaikan tertusuk anak panah. | (767) |
3. | Bila manusia menghindari kenikmatan-kenikmatan indera, sebagaimana dia tidak akan menginjak kepala ular, maka manusia seperti itu akan dapat menaklukkan nafsu ini karena kewaspadaannya. | (768) |
4-5. | Manusia yang menginginkan berbagai obyek indera, seperti misalnya:, rumah, kebun, emas, uang, kuda, pelayan, handai taulan dll., maka emosi yang kuat akan menguasainya, bahaya akan menghimpitnya, dan penderitaan akan mengikutinya bagaikan air yang masuk ke dalam kapal yang karam. | (769) |
6. | Oleh karenanya, semoga manusia selalu penuh kewaspadaan dan menghindari kenikmatan-kenikmatan indera. Setelah meninggalkannya, hendaknya ia menyeberangi banjir (kekotoran batin) dan –bagaikan menyelamatkan diri dari kapal yang akan karam– menyeberang ke pantai sebelah sana [Nibbana]. | (771) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar