Ia bermakna ‘Moralitas’ dan Buddha menasehati kita untuk mengamalkan Lima Unsur dalam
pelaksanaan Sila :
1. Menghindari pembunuhan makhluk hidup manapun.
2. Menghindari pengambilan sesuatu yang tidak diberikan.
3. Menghindari tindakan perzinahan.
4. Menghindari bohong dan ucapan salah.
5. Menghindari konsumsi minuman memabukkan/obat terlarang.
Sila‐sila ini bukanlah perintah tetapi peraturan yang diamalkan oleh umat Buddha sebagai bagian daripelatihan diri. Sila‐sila diamalkan bukan karena rasa takut akan hukuman tetapi karena kita menyadari
bahwa tindakan tersebut merugikan yang lainnya beserta diri kita sendiri.
Misalnya, sebagaimana diri kita sendiri tidak ingin dibunuh atau dilukai, kita menyadari bahwa semua
makhluk yang lain juga tidak ingin dibunuh atau dilukai. Sama halnya dengan diri kita yang tidak ingin
menjadi korban dari pencurian, perzinahan, bohong dan fitnah, kita harus menghindari diri dari tindakan
tersebut terhadap orang lain.
Buddha juga dengan tegas menganjurkan untuk menghindari sesuatu yang memabukkan dan obat‐obat
terlarang. Sebab apabila anda berada di bawah pengaruh alkohol dan obat‐obat terlarang, anda mampu
melakukan tindakan yang mungkin tidak akan anda lakukan sebelumnya.Apabila anda melanggar Sila, cara Buddhis adalah dengan sepenuhnya menyadari bahwa anda telah
melakukannya, berusaha sebaik mungkin untuk mengoreksi diri, dan kemudian berketetapan hati untuk
berusaha lebih keras lagi kedepannya.
Moralitas adalah fondasi penyanggah bagi segala hal. Oleh sebab itu cukup baik untuk menghafal lima
Sila supaya anda dapat memperhatikannya setiap saat.
Dan ketika pengamalan lima Sila telah dengan sendirinya menjadi bagian dari sikap anda,
pengembangan aspek‐aspek positifnya akan menjadi mudah dan alami, yakni :
1. Pengamalan Cinta‐kasih dan Belas kasih.
2. Pengamalan Kebaikan dan Kemurahan hati.
3. Pengamalan Kesetiaan dan Tanggung‐jawab.
4. Pengamalan Kejujuran dan Ucapan yang menyenangkan.
5. Pengamalan Pengendalian diri dan Kewaspadaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar