Doa Sang Katak
SUPAYA KUAT SATU JAM
Ketua seksi kewanitaan sedang menerima mahasiswi-mahasiswi
baru di perguruan Tinggi dan merasa cocok untuk menyinggung
masalah moralitas seksual.
"Dalam saat-saat godaan, ajukanlah satu pertanyaan kepada
dirimu sendiri: apakah satu jam merasa nikmat pantas dibayar
dengan rasa malu sepanjang hidup?"
Pada akhir ceramah ia memberi kesempatan kepada para
pendengar untuk mengajukan pertanyaan. Seorang dari antara
gadis-gadis itu dengan sedikit takut mengacungkan tangannya
dan berkata, "Bagaimana caranya bermain seks selama satu
jam?"
SOKRATES DI PASAR
Sokrates, seorang filsuf sejati, yakin bahwa orang yang
bijaksana dengan sendirinya akan hidup sederhana. Ia sendiri
tidak memakai sepatu; namun ia terus-menerus tertarik oleh
keramaian pasar dan sering pergi ke sana untuk melihat
segala macam barang yang dipertontonkan.
Ketika salah seorang kawannya bertanya mengapa demikian,
Sokrates berkata, "Saya senang pergi ke sana untuk
mengetahui berapa banyak barang yang meskipun tidak
memilikinya, saya tetap gembira."
Hidup batin adalah tidak mengetahui apa yang engkau
kehendaki tetapi memahami yang tidak engkau butuhkan.
SOYEN SHAKU TERTIDUR
Sang Guru Soyen Shaku wafat pada usia enam puluh satu tahun,
tetapi tidak sebelum ia menyelesaikan tugas yang diserahkan
kepadanya - ia mewariskan pengajaran yang lebih beragam dan
tinggi daripada sebagian terbesar guru-guru Zen. Diceritakan
bahwa murid-muridnya kadang-kadang tidur sesudah makan siang
karena merasa lesu dalam musim panas. Meskipun ia sendiri
tidak pernah membuang waktu barang satu menit pun, Soyen
tidak pernah mengatakan satu patah kata pun mengenai
kelemahan murid-muridnya ini.
Pada usia dua belas tahun? ia sudah mempelajari
ajaran-ajaran filsafat sekolah Tendai. Pada suatu hari di
musim panas, suhu begitu tinggi dan udara melelahkan,
sehingga Soyen yang masih kecil karena melihat bahwa gurunya
sedang pergi, menggeletak dan tidur pulas selama tiga jam.
Ia baru bangun karena terkejut, ketika ia mendengar gurunya
masuk. Namun sudah terlambat. Ia terbaring di lantai,
badannya membujur di depan pintu.
"Maafkan aku, maafkan aku," bisik gurunya yang dengan sangat
hormat melompati tubuh Soyen yang terbujur itu, seolah-olah
tubuh seorang tamu yang sangat terhormat. Sesudah itu Soyen
tidak pernah tidur lagi pada siang hari.
SEBIDANG TANAH MILIK SEORANG QUAKER
Seorang Quaker memasang sebuah pengumuman di atas tanah
kosong dekat rumahnya: TANAH INI AKAN DIBERIKAN KEPADA SIAPA
SAJA YANG SUNGGUH TELAH KESAMPAIAN."
Seorang petani kaya yang lewat di tempat itu berhenti untuk
membaca pengumuman itu dan berkata kepada dirinya sendiri,
"Karena kawanku si Quaker itu telah siap melepaskan sebidang
tanah itu, mungkin baik kalau saya memintanya sebelum
didahului oleh orang lain. Saya seorang kaya yang mempunyai
segala sesuatu yang saya butuhkan, jadi saya memenuhi
syarat."
Dengan itu ia mengetuk pintu dan mengemukakan maksudnya.
"Adakah tuan sungguh-sungguh telah 'sampai '?" kata Quaker
itu.
"Sungguh, karena saya mempunyai segala sesuatu yang saya
butuhkan."
"Kawan," kata Quaker itu, "Kalau tuan sudah kesampaian,
mengapa tuan menginginkan tanah itu?"
Sementara orang lain berusaha keras mencari kekayaan, orang
yang sudah mengalami penerangan batin, yang sudah puas
dengan yang ada padanya, memiliki tanpa berjuang keras.
Karena merasa puas dengan yang sedikit mereka kaya seperti
raja-raja. Raja sendiri adalah seorang miskin kalau
kerajaannya tidak cukup baginya.
TEH BIASA YANG PALING ENAK
Orang biasa dikenal dapat membangun kehidupan yang kaya
untuk diri mereka sendiri dan orang lain dengan milik yang
sangat sedikit.
Di Jepang ada sekelompok orang-orang tua yang berkumpul
untuk bertukar berita dan minum teh. Salah satu minat mereka
adalah mencari berbagai jenis teh yang mahal dan membuat
ramuan baru yang memuaskan cita rasa mereka.
Ketika tiba giliran anggota tertua untuk menjamu anggota
yang lain, ia menghidangkan teh dengan upacara yang paling
besar, dengan menghitung lembar-lembar teh dari wadah
terbuat dari emas. Semua orang sangat memuji teh itu dan
ingin tahu ramuan macam apa yang ia buat sampai akhirnya
memberi rasa istimewa.
Orang tua itu tertawa dan berkata, "Teh yang menurut
tuan-tuan sangat istimewa rasanya adalah teh yang diminum
oleh para petani di perkebunan saya. Hal-hal yang paling
baik dalam kehidupan bukanlah hal yang mahal dan sulit
ditemukan."
TRUK YANG TERJEPIT
Sebuah truk yang besar bergerak melewati jalan di bawah rel
kereta api. Truk itu terjepit diantara jalan dan balok
penyangga di atas. Semua usaha para ahli untuk
membebaskannya tidak berhasil sehingga lalu lintas sama
sekali macet.
Seorang anak kecil berulang kali mencoba menarik perhatian
mandor yang bekerja di situ, tetapi selalu dikesampingkan.
Akhirnya dengan sangat gusar, mandor itu berkata, "Saya kira
engkau datang untuk mengatakan kepada kami bagaimana caranya
menyelesaikan pekerjaan ini?"
"Ya," kata anak itu. "Coba kempeskan sedikit ban truk itu."
Dalam pikiran awam terdapat banyak kemungkinan. Dalam
pikiran ahli hanya ada beberapa saja.
TUKANG SIHIR DAN NAGA
Pada suatu zaman di negeri Cina adalah seekor naga raksasa
yang berkeliaran dari desa ke desa membunuh sapi, anjing,
ayam dan anak-anak tanpa pandang bulu. Maka orang-orang desa
menemui seorang dukun untuk minta bantuan di dalam kesusahan
mereka. Dukun itu berkata, "Saya sendiri tidak dapat
membunuh naga itu, karena meskipun saya adalah seorang
dukun, saya sangat penakut. Akan tetapi saya akan mencari
orang untuk menolong kalian."
Setelah itu ia mengubah diri menjadi seekor naga dan
menempatkan diri pada suatu jembatan, sehingga semua orang
yang tidak tahu bahwa naga itu sebenarnya adalah sang dukun,
takut untuk lewat. Pada suatu hari, seorang pejalan sampai
ke jembatan itu, dengan tenang menginjak naga itu dan terus
berjalan lewat.
Dengan segera dukun itu berubah lagi menjadi manusia dan
memanggil orang itu, "Kawan, datanglah ke mari. Sudah
berminggu-minggu saya berada di sini menunggumu! "
Orang-orang yang sudah mengalami penerangan batin tahu
bahwa rasa takut terletak pada cara engkau memandang
sesuatu, tidak pada sesuatu itu sendiri.
(DOA SANG KATAK 2, Anthony de Mello SJ,
Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1990)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar