| Penanya: |
|
1. | Saya bertanya kepada pertapa yang memiliki kebijaksanaan agung, yang telah menyeberangi [banjir keberadaan] dan telah sampai di pantai seberang, yang telah mencapai Nibbana dan telah mantap: Setelah meninggalkan kehidupan berumah tangga dan setelah mengalahkan nafsu-nafsu indera, bagaimanakah seharusnya seorang bhikkhu menjalani kehidupan tak-berumah secara benar? | (359) |
| Sang Buddha: |
|
2. | Di dalam dirinya telah musnah kepercayaan pada pertanda –seperti misalnya bintang jatuh, impian dan tanda-tanda lain. Bhikkhu yang telah menghindari akibat-akibat yang dihasilkan akan menjalani kehidupan tak-berumah secara benar. | (360) |
3. | Hendaklah bhikkhu itu meninggalkan nafsu terhadap kenikmatan indera, baik yang duniawi maupun surgawi. Dan setelah melampaui eksistensi dan memahami Ajaran, dia akan ….1 | (361) |
4. | Hendaklah bhikkhu itu menghindari fitnah dan meninggalkan kemarahan dan keserakahan. Dan setelah terbebas dari ketertarikan dan penolakan, dia akan …. | (362) |
5. | Setelah meninggalkan apa yang menyenangkan dan tidak menyenangkan, tidak melekati apa pun juga, serta tidak bergantung pada apa pun juga, terbebas dari belenggu-belenggu, dia akan …. | (363) |
6. | Tidak melihat nilai apa pun pada harta materi, dengan menghilangkan nafsu untuk melekati obyek, dan menjadi orang yang tidak melekat dan tidak dipengaruhi yang lain, dia akan …. | (364) |
7. | Menjadi orang yang tidak memusuhi siapa pun, yang baik lewat kata-kata, pikiran maupun perbuatan, yang memahami Ajaran dengan benar, yang bercita-cita mencapai keadaan Nibbana, dia akan …. | (365) |
8. | Bhikkhu yang hatinya tidak berbunga-bunga karena berpikir: ‘orang-orang menghormatiku’, dan tidak memiliki niat jahat jika dicaci maki; yang tidak merasa amat gembira bila menerima makanan dari orang lain, dia akan …. | (366) |
9. | Bhikkhu yang setelah meninggalkan nafsu dan dumadi, menjauhkan diri dari perbuatan yang merugikan dan menjegal orang lain, serta yang telah mengatasi keraguan dan mencabut anak panah [nafsu], dia akan …. | (367) |
10. | Bhikkhu yang tahu apa yang cocok bagi dirinya, dan tidak menyakiti siapa pun di dunia ini; karena menyadari Ajaran sebagaimana adanya, dia akan …. | (368) |
11. | Orang yang tidak lagi memiliki kecenderungan jahat laten apa pun di dalam dirinya, dan semua akar kejahatan telah dihancurkan; dengan mengatasi nafsu dan setelah membebaskan dirinya dari nafsu-nafsu itu, dia akan …. | (369) |
12. | Orang yang telah menghancurkan kebejatan moralnya, yang telah meninggalkan egoisme, yang telah sepenuhnya lolos dari jalur nafsu yang kuat, yang terkendali, terbebas dan mantap, dia akan …. | (370) |
13. | Orang yang percaya diri, berpengetahuan, dan melihat Sang Jalan ke Nibbana, orang bijaksana yang tidak memihak sekte-sekte yang berseteru; yang telah menghilangkan keserakahan, kemarahan dan niat jahat, dia akan …. | (371) |
14. | Dia yang telah menaklukkan kekotoran batin, yang telah mencabik-cabik kerudung kejahatan, yang amat berdisiplin dalam Ajaran, yang telah mencapai pantai seberang [Nibbana], yang kokoh dan terampil dalam pengetahuan tentang hancurnya kecenderungan yang menghasilkan kamma, dia akan …. | (372) |
15. | Orang yang telah meninggalkan pikiran-pikiran yang egois berkenaan dengan masa lampau dan masa depan, yang memiliki kebijaksanaan yang amat jernih, yang terbebas dari semua obyek sensual, dia akan …. | (373) |
16. | Setelah direalisasikan Kebenaran, memahami Ajaran dan melihat dengan jelas hancurnya kebejatan moral, dengan hilangnya semua kemelekatan, dia akan…. | (374) |
| Penanya: |
|
17. | Yang Mulia, memang demikianlah adanya. Bhikkhu yang hidup seperti itu, yang terkendali dan telah mengatasi semua belenggu, akan menjalani kehidupan tak-berumah secara benar. | (375) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar