Check out the Latest Articles:

Jumat, 22 April 2011

Doa Sang Katak

Doa Sang Katak

oleh Anthony de Mello SJ

"LIHAT, SIAPA YANG MENGANGGAP DIRI SEORANG PENDOSA!"

Pada suatu hari seorang uskup  berlutut  di  hadapan  altar,
dalam  perasaan  hati  berkobar, ia mulai memukul-mukul dada
dan berseru: "Aku  seorang  pendosa,  kasihanilah  aku.  Aku
seorang pendosa, kasihanilah aku!"

Imam setempat, tergerak oleh contoh rendah hati, berlutut di
samping uskup dan mulai memukul-mukul dada dan berkata: "Aku
seorang  pendosa,  kasihanilah  aku!  Aku  seorang  pendosa,
kasihanilah aku!"

Koster, yang kebetulan ada di gereja  di  waktu  itu  begitu
terharu,  ia  tidak  dapat  menahan  diri. Ia juga berlutut,
memukul-mukul  dada  dan  berseru:  "Aku  seorang   pendosa,
kasihanilah aku!"

Di  sini  uskup  menyentuh imam, dan menunjuk kepada koster,
berkata dengan senyum. "Lihat, siapa  yang  menganggap  diri
seorang pendosa."


PESAWAT PEMBURU

Pengandaian:

Serombongan   pemburu  menyewa  pesawat  untuk  menerbangkan
mereka ke daerah hutan. Dua  minggu  kemudian  pilot  datang
untuk  menjemput  mereka.  Ia mengamati binatang yang mereka
tembak dan berkata: "Pesawat ini tidak  akan  membawa  lebih
dari satu kerbau liar. Kamu harus meninggalkan yang lain."

"Tetapi  tahun lalu pilot mengizinkan kami membawa dua dalam
pesawat seperti ini," protes para pemburu.

Pilot meragukannya, tetapi akhirnya berkata: "Ya, kalau kamu
melakukan  itu tahun lalu, kami kira, kami bisa melakukannya
lagi."

Maka pesawat lepas landas dengan tiga orang dan dua  kerbau.
Tetapi  tidak  dapat  naik  tinggi  dan membentur pada bukit
terdekat. Seorang pemburu berkata kepada yang lain: "Di mana
kiranya  kami  ini?"  Yang lain memeriksa tempat sekitar dan
berkata: "Kupikir, kami kira-kira dua mil sebelah kiri  dari
tempat kecelakaan kami tahun lalu."


PIKIRAN AKAN TUHAN DAN WANITA CANTIK


Imam setempat kerap dilihat bicara dengan wanita cantik yang
terkenal sebagai perempuan jalang - dan di muka  umum  lagi,
menjadi batu sandungan bagi umatnya.

Ia  dipanggil oleh uskupnya dan mendapat marah besar. Ketika
uskup sudah selesai, imam berkata: "Bapa uskup,  Aku  selalu
berpikir,  bahwa  lebih  baik berbicara kepada wanita cantik
dengan gagasan tertuju kepada Tuhan daripada  berdoa  kepada
Tuhan, dengan pikiran tertuju kepada wanita cantik."

Kalau   rahib   masuk   kedai   minuman  kedai  itu  menjadi
pertapaannya.  Kalau  pemabuk  masuk  pertapaan,   pertapaan
menjadi kedai minumannya.

   

GESSEN, RAHIB YANG RAKUS


Gessen  itu  seorang  rahib  Budha.  Tetapi  ia juga seniman
berbakat ulung. Sebelum ia mulai dengan  melukis  ia  selalu
menuntut  bayaran  di  muka.  Dan upah ini besar luar biasa.
Maka ia dikenal sebagai rahib rakus.

Seorang  geisha  memanggil  dia  untuk  menggambar.   Gessen
berkata: "Kamu mau membayar berapa?" Perempuan itu kebetulan
melayani kekasih kaya di waktu itu. Ia  berkata:  "Apa  saja
yang  kamu  minta.  Tetapi  lukisan harus dibuat sekarang di
hadapanku."

Gessen  segera  mulai  bekerja  dan  ketika  lukisan   sudah
selesai,  ia  menuntut  bayaran paling tinggi yang pernah ia
minta. Ketika Geisha  itu  memberikan  uangnya,  ia  berkata
kepada kekasihnya. "Orang ini dianggap seorang rahib, tetapi
yang dipikirkan hanya  uang.  Bakatnya  memang  luar  biasa,
tetapi  pikirannya  itu  kotor, mata-duitan. Bagaimana orang
memamerkan  lukisan  orang  berpikiran  kotor  seperti  itu?
Karyanya itu baik untuk pakaian dalam bagiku."

Dengan  itu  ia  melemparkan rok dalam kepadanya dan meminta
untuk menggambarkan lukisan padanya. Gessen bertanya seperti
biasa  sebelum  ia mulai dengan karyanya. "Kamu akan memberi
aku upah berapa?" "Oh, sebanyak yang  kamu  inginkan,"  kata
wanita itu. Gessen menyebut harganya, menggambarkan lukisan,
tanpa malu mengantongi uangnya, dan pergi.

Bertahun-tahun  kemudian,  ada  seseorang   yang   menemukan
mengapa   Gessen  begitu  rakus  mengumpulkan  uang.  Bahaya
kelaparan kerap menimpa daerahnya. Orang kaya tidak  perduli
menolong   yang   miskin.  Maka  Gessen  menyuruh  membangun
lumbung-lumbung rahasia di daerah itu dan mengisinya  dengan
gandum  bagi  keadaan  darurat. Tidak ada orang tahu, gandum
datang dari mana atau siapa penderma bagi wilayah itu.

Alasan lain, mengapa Gessen  menginginkan  uang  itu:  jalan
dari  desanya  menuju  kota  yang puluhan kilometer jauhnya.
Jalan itu dalam keadaan begitu jelek, hingga  gerobag  tidak
bisa  berjalan  di  sana;  hal ini menimbulkan banyak derita
bagi yang tua dan yang sakit, kalau mereka  perlu  pergi  ke
kota. Maka Gessen menyuruh memperbaiki jalan.

Alasan  terakhir  adalah kuil untuk bermeditasi, yang selalu
dicita-citakan oleh  guru  Gessen,  tetapi  tidak  dapat  ia
laksanakan.   Gessen   membangun   kuil  itu  sebagai  tanda
terimakasih kepada guru yang dihormatinya.

Sesudah rahib rakus itu selesai membangun  jalan,  kuil  dan
lumbung-lumbung,  ia  membuang  cat  dan  kuas,  kembali  ke
gunung-gunung, untuk masuk dalam hidup berkontemplasi dan ia
tidak melukis lagi.

Perbuatan  seseorang  pada  umumnya menunjukkan apa yang mau
ditafsirkan oleh pengamat.


RAJA ADA DI FIRDAUS

Seorang raja mimpi, bahwa ia melihat raja  di  firdaus,  dan
seorang  imam  di neraka. Ia heran, bagaimana ini bisa: lalu
ia mendengar suara berkata, "Raja ada di firdaus, karena  ia
menghormati  para  Imam.  Imam  ada  di  neraka,  karena  ia
berkompromi dengan para raja."

   

TIGA ORANG BIJAK

Tiga  orang  bijak  menempuh perjalanan jauh, sebab meskipun
mereka itu dianggap bijak di negara  sendiri,  mereka  cukup
rendah hati untuk berharap, bahwa perjalanan akan memperluas
pikiran mereka.

Mereka  baru  saja  melangkah  ke  perbatasan  masuk  negara
tetangga   ketika  mereka  melihat  gedung  cakar-langit  di
kejauhan.  Apa  kiranya  benda  dahsyat  hebat  ini,  mereka
bertanya  pada  dirinya. Jawaban yang tepat tentunya: Datang
dan selidikilah benda itu apa.  Tetapi  tidak,  mungkin  itu
terlalu berbahaya. Seandainya itu sesuatu yang meletus kalau
orang mendekat? Maka jauh lebih  bijaksana  menentukan  dulu
apa itu sebelum menyelidikinya. Berbagai pandangan diajukan,
diuji dan, atas dasar pengalaman  mereka  yang  sudah-sudah,
ditolak.  Akhirnya  diputuskan,  juga  atas dasar pengalaman
masa silam, yang mereka miliki bertumpah-ruah,  bahwa  benda
tersebut,  entah apa jenisnya, itu hanya bisa ditempatkan di
sana oleh kawanan raksasa.

Ini membawa mereka pada kesimpulan, bahwa lebih aman  mereka
menyingkiri  tanah  itu  sama  sekali,  maka  mereka  pulang
kembali setelah menambahkan sesuatu pada khasanah pengalaman
mereka.

Renungan;

Pengandaian    itu   mempengaruhi   Penelitian.   Penelitian
menghasikan  Keyakinan.  Keyakinan  menimbulkan  Pengalaman.
Pengalaman   membuahkan  Tindakan,  yang,  pada  gilirannya,
menguatkan pengandaian.


TUHAN YANG MELUPAKAN DOSA-DOSA

Seorang nenek  tua  di  desa  diceritakan  kerap  memperoleh
penampakan   dari   Tuhan.   Imam   setempat   minta   bukti
kesungguhannya. "Kalau Tuhan  nanti  menampakkan  diri  lagi
padanya,"  katanya,  "tanyakanlah pada-Nya dosa-dosaku, yang
hanya diketahui Dia. Itu akan menjadi bukti cukup."

Wanita itu kembali sebulan kemudian dan imam  bertanya,  apa
Tuhan  sudah  menampakkan  diri  lagi. Wanita berkata sudah.
"Apa pertanyaan itu kamu ajukan pada-Nya?"

"Ya, sudah."

"Dan apa jawabannya?"

"Ia berkata: "Katakan pada imammu, aku sudah lupa dosanya."

Apakah mungkin bahwa semua dosa mengerikan yang pernah  kamu
lakukan  itu sudah dilupakan oleh semua orang - kecuali oleh
kamu sendiri?



AYAH SI KORBAN

... tetapi selalu ada risiko.

Kecelakaan mobil terjadi di sebuah kota kecil.  Banyak orang
mengerumuni korban sehingga wartawan surat kabar tidak dapat
menerobos untuk melihat korban dari dekat.

Ia  mendapatkan  ide.  "Saya ayah korban!" ia berseru. "Saya
minta jalan."

Kerumunan  itu  membiarkan  dia  lewat,  sehingga  ia  dapat
memotret  korban  kecelakaan itu dan menemukan, yang membuat
dia malu, bahwa korbannya adalah keledai.



BAGAIMANA MEMPERTAHANKAN CAWAT

Bagaimana organisasi rohani berkembang:

Guru   amat  terkesan  oleh  kemajuan  rohani  seorang  dari
muridnya,  hingga,   karena   dianggap   tidak   membutuhkan
bimbingan  lagi,  ia  meninggalkannya  sendirian  di pinggir
sungai.

Setiap pagi setelah pembasuhan diri, si murid menggantungkan
cawatnya  di  luar  untuk  dijemur.  Itu milik satu-satunya.
Suatu hari ia kecewa melihat cawatnya  koyak  tercabik-cabik
oleh  tikus.  Maka  ia  terpaksa  meminta-minta sebuah cawat
sebagai ganti dari penghuni desa. Ketika cawat yang satu ini
lagi  juga  dilubangi  oleh tikus-tikus ia memelihara seekor
kucing. Ia  tidak  lagi  diganggu  tikus,  tetapi  sekarang,
kecuali  meminta-minta  untuk  makan  sendiri, ia juga harus
meminta-minta susu untuk kucingnya.

"Terlalu banyak kerja dengan  minta-minta,"  pikirnya,  "dan
terlalu membebani penghuni desa. Aku akan memelihara lembu."
Ketika mendapat lembu, ia harus minta jerami.  "Lebih  mudah
mengerjakan   tanah  di  sekitar  gubug,"  pikirnya.  Tetapi
ternyata ini repot juga, karena hanya tinggal sedikit  waktu
untuk   bermeditasi.   Maka  ia  mempekerjakan  buruh  untuk
menggarap tanahnya. Sekarang mengawasi  para  buruh  menjadi
tugasnya,  maka  ia  mengambil  seorang  istri, yang membagi
tugas ini dengan dia. Tidak lama kemudian,  tentu  saja,  ia
menjadi salah seorang yang terkaya di desa.

Bertahun-tahun  kemudian  Guru  kebetulan  lewat  dan  heran
melihat kediaman seperti istana, di mana dulu ada gubug.  Ia
berkata  kepada  salah seorang hamba: "Apakah ini dulu bukan
tempat tinggal seorang muridku?"

Sebelum mendapat jawaban, murid sendiri  muncul.  "Apa  arti
semuanya ini, anakku?" tanya sang Guru.

"Tuan  tidak  mau  percaya  akan  hal  ini." kata orang itu.
"Tetapi memang tidak ada  jalan  lain  untuk  mempertahankan
cawatku."

   

KEINGINAN RABBI EKUMENIS

Di  Belfast,  Irlandia,  Imam Katolik, Pendeta Protestan dan
rabbi Yahudi, terlibat dalam debat teologi sengit. Tiba-tiba
malaikat   nampak  di  antara  mereka  dan  berkata:  "Tuhan
menyampaikan berkat. Ajukanlah  satu  permohonan  damai  dan
permohonan itu akan dikabulkan oleh Yang Mahakuasa."

Pendeta berkata: "Biar semua orang Katolik lenyap dari pulau
indah ini. Lalu damai akan berkuasa."

Imam berkata: "Jangan ada satu orang  Protestan  tinggal  di
bumi  suci  Irlandia ini. Ini akan mendatangkan damai kepada
pulau ini."

"Dan bagaimana engkau rabbi?"  kata  malaikat,  "Apa  engkau
tidak punya permohonan sendiri?"

"Tidak,"  kata  rabbi.  "Perhatikan  permohonan dua tuan ini
saja dan aku akan senang sekali!"

                          --o000o--

Anak putra kecil: "Apakah Kristen Baptis agamamu?"
Anak putri kecil: "Tidak, kami ikut pro-setan lain."



MARIA INGIN MENJADI WANITA P

Ketika  Suster  menanyai  para murid di kelasnya, mereka mau
menjadi apa, kalau nanti  besar,  si  Tonny  kecil  berkata,
bahwa  ia  ingin  jadi pilot. Elsi berkata, ia ingin menjadi
dokter. Bobby menggembirakan Suster, karena ia ingin menjadi
imam.  Lalu  Maria  berdiri dan menyatakan, ia ingin menjadi
wanita P.

"Apa katamu, Maria?"

"Kalau aku menjadi besar," kata Maria, dengan nada  ia  tahu
betul, apa yang ia maksud, "Aku ingin menjadi wanita P."

Suster  terkejut  bukan  main. Maria terus diamankan dipisah
dari anak-anak yang lain dan dibawa menghadap pastor paroki.

Pastor diberi tahu masalahnya panjang lebar, tetapi ia ingin
mengecek   itu  pada  si  salah.  "Ceritakan  dengan  katamu
sendiri, Maria!"

"Yah," kata Maria, agak malu-malu karena  ribut-ribut  tadi.
"Suster  bertanya,  aku ingin jadi apa kalau nanti besar dan
aku berkata ingin jadi wanita P."

"Wanita P. maksudnya pelacur?" tanya Pastor meneliti lagi.

"Ya Pelacur."

"Oh sokur! Lega,  aku!  Kami  semua  kira,  engkau  berkata,
engkau mau jadi P, Protestan!"

                   (DOA  SANG  KATAK 1, Anthony de Mello SJ,
                        Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar