"Dalam ketakutan yang tiada henti..." - Kisah ini diceritakan oleh Sang Guru ketika berdiam di Jetavana, mengenai seorang penasehat yang bijaksana. Peristiwa-peristiwa ini sambungan dari Bhaddasala-jataka.
Pada suatu masa ketika Brahmadatta memerintah di Benares, Bodhisatva terlahir kembali sebagai seekor burung gagak. Pada suatu hari, pendeta raja pergi ke luar kota dan menuju sungai. Ia mandi disana. Dan setelah mengharumkan dan mewangikan dirinya, ia mengenakan pakaiannya dan kembali ke kota. Pada terowongan jalan yang terletak di pintu gerbang kota terdapat dua ekor burung gagak dan diantaranya mereka berkata kepada rekannya. "Saya bermaksud mengotori kepala brahmana ini"."Oh, jangan lakukan hal demikian, sesungguhnya brahmana ini adalah orang yang agung, dan perbuatan yang jahat itu akan menimbulkan kebencian yang sangat besar. Seandainya anda marah kepadanya, ia dapat menghancurkan seluruh bangsa kita", kata burung gagak yang lainnya . "Saya harus melakukannya", kata burung gagak yang pertama.
"Baiklah, anda harus berjaga-jaga", dan burung gagak yang lainnya pergi terbang dengan segera. Pada saat ketika brahmana itu berada dibawah benteng pertahanan, burung gagak itu menjatuhkan kotoran. Dalam kemarahan besar, brahmana itu dengan segera menaruh kebencian terhadap seluruh burung gagak.
Pada saat itu pula, seorang pembantu wanita bertugas menyebarkan beras di depan pintu lumbung beras pada saat matahari terik dan ia duduk di sana untuk mengawasi, kemudian ia jatuh tertidur. Kemudian muncul seekor kambing berbulu kasar dan mulai memakan beras itu sampai wanita itu terbangun dan mengusirnya. Segera setelah wanita itu jatuh tertidur, dua atau tiga kali kambing itu datang kembali dan memakan beras. Maka ketika wanita itu telah mengusir kambing untuk ketiga kali, maka ia berpikir bahwa kedatangan kambing yang terus menerus itu akan memakan sebagian dari persediaan berasnya dan langkah-langkah tertentu harus dijalankan untuk menakuti dan mengusir binatang, demi kebaikannya dan dapat menyelamatkannya dari kerugian yang besar. Maka ia mengambil obor yang menyala, duduk, dan pura-pura jatuh tertidur seperti biasanya.
Dan ketika kambing itu mulai makan, wanita itu secara tiba-tiba muncul dan menyerang punggung kambing berbulu kasar itu dengan obornya. Dengan seketika bulu-bulu kasar pada kambing itu menyala, dan untuk meredam penderitaannya, ia berlari menuju lumbung rumput yang berada dekat kandang gajah dan berguling-guling di rumput. Maka lumbung itu terperangkap oleh api dan nyala api menyebar menuju kandang-kandang. Selagi kandang-kandang terperangkap api, gajah-gajah mulai menderita, dan banyak diantara mereka yang terbakar secara menyedihkan, sehingga dokter-dokter binatang tidak sanggup untuk menyembuhkannya.
Ketika kejadian ini dilaporkan ke raja, ia bertanya kepada pendetanya apakah tahu obat yang dapat menyembuhkan gajah-gajah. "Saya sudah pasti tahu, baginda" jawab pendeta, dan menjelaskan bahwa obatnya adalah lemak dari burung-burung gagak. Kemudian raja memerintahkan untuk membunuh burung-burung gagak dan diambil lemaknya. Dan dengan segera terjadi pembunuhan burung-burung gagak secara besar-besaran. tetapi tidak terdapat lemak yang didapatkan dalam tubuh mereka, jadi mereka terus membunuh sampai burung-burung gagak yang telah mati berada dalam banyak gundukan dimana-mana. Dan ketakutan yang hebat mencekam seluruh burung-burung gagak.
Pada saat itu Bodhisatva berdiam di dalam suatu biara yang besar, dan ia adalah pemimpin dari delapan puluh ribu burung gagak. Satu diantara mereka membawa berita kepadanya mengenai ketakutan yang hebat mencekam seluruh burung-burung gagak. Dan karena merasakan bahwa tidak ada satupun diantara kaumnya yang dapat mencoba tugas itu, maka Bodhisatva memutuskan untuk melepaskan kaumnya dari ketakutan yang hebat. Setelah mempertimbangkan Dasa Paramita (Sepuluh Kesempurnaan), dan memilih Metta (Cinta Kasih) sebagai pembimbingnya, ia terbang dengan pasti dan tanpa henti menuju istana raja , dan masuk melalui jendela yang terbuka, kemudian hinggap di singgasana raja.
Saat itu juga para pelayan berusaha untuk menangkap burung, tetapi raja memasuki ruangan dan melarang untuk menangkapnya. Melihat dirinya memperoleh kesempatan, seraya mengingat akan Metta, Mahluk Agung maju mendekat dari arah bawah singgasana raja dan berkata kepada raja demikian, "Baginda, seorang raja seharusnya mengingat peribahasa yang mengatakan bahwa para raja diharuskan untuk tidak bertindak menuruti nafsu dan keinginan-keinginan jahat lainnya dalam memerintah kerajaan mereka. Sebelum melakukan suatu tindakan, yang pantas untuk pertama kali dilakukan adalah memeriksa dan mengerti keseluruhan permasalahan, dan kemudian hanya melakukan perbuatan yang bermanfaat atas permasalahan tersebut. Seandainya para raja melakukan perbuatan yang tidak bermanfaat, maka mereka akan membuat ketakutan yang hebat dan juga ketakutan akan kematian terhadap ribuan makhluk hidup. Dan dalam penulisan resep obat yang berdasarkan lemak dari burung-burung gagak, pendeta anda telah terdorong untuk membalas dendam dengan jalan berbohong. Sesungguhnya burung-burung gagak tidak mempunyai lemak."
Karena perkataan ini maka hati raja terpikat,dan ia meminta kepada Bodhisatva untuk duduk di atas singgasana emas dan memerciki dengan minyak-minyak pilihan pada bagian bawah sayap dan melayani dengan bejana keemasan dengan daging-daging dan minuman raja sendiri. kemudian ketika Makhluk Agung telah makan dan tenang. Raja berkata, "Guru, anda berkata bahwa burung-burung gagak tidak mempunyai lemak. Bagaimana mereka tidak bisa mempunyai lemak ?"
"Begini kejadiannya", jawab Bodhisatva dengan suara yang memenuhi istana, dan ia menyatakan Dhamma dalam syair ini:
Dalam ketakutan yang tiada henti, dengan seluruh kaum manusia yang menjadi musuh musuhnya, Kehidupan mereka berakhir dan karena itu burung-burung gagak tidak mempunya lemak.
Setelah penjelasan diberikan, Makhluk Agung mengajarkan kepada raja, dengan berkata, "Baginda, raja-raja seharusnya melakukan sesuatu dengan memeriksa dan mengetahui seluruh permasalahan terlebih dahulu." Dengan hati yang gembira, raja menempatkan mahkotanya pada kaki Bodhisatva, tetapi Bodhisatva mengembalikan kepada raja, memohon kepada raja untuk melindungi seluruh makhluk hidup dari kejahatan. Dan raja tergerak dengan perkataan ini, kemudian memberikan banyak kebebasan yang berlimpah-limpah kepada burung-burung gagak. Setiap hari raja menyiapkan enam gantang beras yang telah dimasak dan makanan-makanan yang lembut untuk burung-burung gagak. Tetapi Makhluk Agung telah diberikan makanan yang serupa dengan makanan raja sendiri.
Pelajaran Beliau berakhir disini, Sang Guru mengenali kelahiran kembali dengan berkata, "Ananda adalah raja dari Benares pada masa itu, dan saya sendiri adalah raja dari burung-burung gagak"
(Dikutip dari Majalah Dhamamcakka)
Jumat, 22 April 2011
Kaka Jataka
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buddha Gautama
Labels
- Abhidhamma (3)
- Ajahn Brahm (1)
- Ajahn Brahm - Wisdom of Silence (7)
- Anthony de Mello SJ - Berbasa-basi Sejenak (5)
- Anthony de Mello SJ - Burung Berkicau (9)
- Anthony de Mello SJ - Doa Sang Katak (16)
- artikel buddhist (48)
- Berkah (1)
- Bhikkhu Girirakkhito Mahathera (1)
- Bhikkhu Jotidhammo Mahathera (4)
- Bhikkhu Khantipalo (1)
- Bhikkhu Sri Paññavaro Mahathera (4)
- Bhikkhu Subalaratano (3)
- Bhikkhuni (1)
- Buddha dan Sains (11)
- Buddhadasa Bhikkhu - THE TRUE NATURE OF THINGS (2)
- Buddhavamsa (1)
- catatan ajahn chah (4)
- catatan dhamma (4)
- Cinta Kasih (1)
- dhammachakka (52)
- Dhammadesana (39)
- Dhammapada (2)
- Digha Nikaya (1)
- Download (1)
- Dr. K. Sri Dhammananda (5)
- EMPAT KESUNYATAAN MULIA (4)
- Font Pali (1)
- H.H Somdet Phra Nyanasamvara (3)
- Hidup Lebih Baik (1)
- HTML Help Doc (1)
- Identitas Umat Buddhis (1)
- INTISARI AGAMA BUDDHA (3)
- Itivuttaka (1)
- Jan Sanjiva (1)
- Jataka (4)
- Magha Puja (1)
- meditasi (7)
- Milinda Panha (19)
- Must have (1)
- Parita Suci (3)
- Petavatthu (1)
- Pindapatta (1)
- Puja Bhakti (2)
- RAPB (1)
- Riwayat Agung Para Buddha (1)
- Riwayat Singkat Guru Agung Buddha Sakyamuni (13)
- samaggi-phala.or.id (48)
- serba-serbi (7)
- serba-serbi galaksi (6)
- Sila (1)
- Spelling (1)
- sutta pitaka - Anguttara Nikaya (1)
- sutta pitaka - Khuddaka-Nikaya (17)
- sutta pitaka - Digha Nikaya (1)
- sutta pitaka - Samyutta Nikaya (2)
- sutta pitaka - Majjhima Nikaya (1)
- Suttanipata (1)
- Tanya Jawab (5)
- teori ajaran sang buddha (5)
- Tipitaka (1)
- TIPITAKA - kitab suci agama buddha (6)
- Tokoh (1)
- Udana (1)
- Ulasan Dhamma (34)
- Ven Narada Mahathera (11)
- Ven. Buddhadasa Bhikkhu (3)
- Ven. S. Dhammika (1)
- Vinaya Pitaka - Suttavibhanga (1)
- www.samaggi-phala.or.id (37)
- Y. M. Mahāsi Sayādaw (1)
- Y.A. Khantipalo (1)
- Y.M. Bhikkhu Girirakkhito Mahathera (6)
Blog Archive
-
▼
2011
(366)
-
▼
April
(289)
- Mittamitta-Jataka
- Kaka Jataka
- KETUHANAN YANG MAHAESA DALAM AGAMA BUDDHA
- DASAR-DASAR MEDITASI VIPASSANĀ
- Berbasa-basi Sejenak
- Berbasa-basi Sejenak
- Berbasa-basi Sejenak
- Berbasa-basi Sejenak
- Berbasa-basi Sejenak
- Burung Berkicau
- Doa Sang Katak
- Doa Sang Katak
- Doa Sang Katak
- Doa Sang Katak
- Doa Sang Katak
- Doa Sang Katak
- Doa Sang Katak
- Doa Sang Katak
- Doa Sang Katak
- Doa Sang Katak
- Doa Sang Katak
- Doa Sang Katak
- Doa Sang Katak
- Doa Sang Katak
- Doa Sang Katak
- Doa Sang Katak
- Burung Berkicau
- Burung Berkicau
- Burung Berkicau
- Burung Berkicau
- Burung Berkicau
- Burung Berkicau
- Burung Berkicau
- Burung Berkicau
- TIPITAKA - kitab suci agama buddha (silahkan klik ...
- Suttavibhanga
- Khuddaka-Nikaya (silahkan klik judul kitab yang i...
- Anguttara Nikaya (silahkan klik judul kitab yang i...
- Samyutta Nikaya (silahkan klik judul kitab yang in...
- Majjhima Nikaya (silahkan klik judul kitab yang in...
- Digha Nikaya (silahkan klik judul kitab yang ingin...
- 14. DHAMMIKA SUTTA : Ringkasan kehidupan bhikkhu d...
- 13. SAMMAPARIBBAJANIYA SUTTA : Kehidupan Tak-berum...
- 12. VANGISA SUTTA : Vangisa mendapat kepastian bah...
- 11. RAHULA SUTTA : Sang Buddha merekomendasikan ke...
- 10. UTTHANA SUTTA : Desakan yang kuat untuk menger...
- 9. KIMSILA SUTTA : Perilaku yang Benar
- 8. NAVA SUTTA : Bagaimana memilih guru yang baik d...
- 7. BRAHMANADHAMMIKA SUTTA : Perilaku yang Baik bag...
- 6. DHAMMACARIYA SUTTA : Kehidupan yang Baik
- 5. SUCILOMA SUTTA : Khotbah yang serupa dengan Ala...
- 4. MAHAMANGALA SUTTA : Perbuatan yang Menjamin Keb...
- 3. HIRI SUTTA : Mengenai persahabatan sejati
- 2. AMAGANDHA SUTTA : Arti spiritual dari ‘ketidakm...
- 1. RATANA SUTTA : Puji pujian terhadap ‘permata-pe...
- 12. DVAYATANUPASSANA SUTTA : Asal Mula dan Penghen...
- 11. NALAKA SUTTA : Kelahiran Buddha yang akan data...
- 10. KOKALIKA SUTTA : Akibat mengerikan dari ucapan...
- 9. VASETTHA SUTTA : Definisi yang Benar tentang ‘B...
- 8. SALLA SUTTA : Anak Panah - Perenungan tentang k...
- 7. SELA SUTTA : Sang Buddha meyakinkan Sela dan te...
- 6. SABHIYA SUTTA : Seorang pertapa yang berkelana ...
- 5. MAGHA SUTTA : Magha
- 4. PURALASA SUTTA : Kue Kurban - Kepada siapa pers...
- 3. SUBHASITA SUTTA : Kata-kata yang Baik
- 2. PADHANA SUTTA : Perjuangan Sang Buddha Melawan ...
- 1. PABBAJJA SUTTA : Meninggalkan Keduniawian (Tent...
- CERITA-CERITA ISTANA ALAM DEWA (VIMANAVATTHU)
- 16. SARIPUTTA SUTTA : Praktek latihan seorang bhikkhu
- 15. ATTADANDA SUTTA : Perilaku Kekerasan
- 14. TUVATAKA SUTTA : Jalan Menuju Kebahagiaan
- 13. MAHAVIYUHA SUTTA : Penyebab-penyebab Utama Per...
- 12. CULAVIYUHA SUTTA : Penyebab-penyebab Kecil Per...
- 11. KALAHAVIVADA SUTTA : Perselisihan dan Pendirian
- 10. PURABHEDA SUTTA : Kelakuan dan ciri-ciri seora...
- 9. MAGANDIYA SUTTA : Magandiya
- 8. PASURA SUTTA : Perselisihan Mempertahankan Pand...
- 7. TISSAMETTEYYA SUTTA : Sang Buddha menjelaskan j...
- 6. JARA SUTTA : Kelapukan
- 5. PARAMATTHAKA SUTTA : Kesempurnaan
- 4. SUDDHATTHAKA SUTTA : Kemurnian
- 3. DUTTHATTHAKA SUTTA
- 2. GUHATTAKA SUTTA : hindari kemelekatan untuk men...
- 1. KAMA SUTTA ; Kenikmatan indera yang harus dihin...
- Asal Mula Agama Buddha di Indonesia
- Kejadian Bumi dan Manusia dalam Pandangan Buddhis
- Tiga Karateristik Kehidupan
- arti kamma? - ajahn brahm
- Apa makna dari Sila? - ajahn brahm
- Apa yang kita maksudkan dengan NIBBANA? - ajahn brahm
- Apa yang kita maksudkan dengan SURGA? - ajahn brahm
- Kisah Perbuatan Lampau Sang Buddha
- Kisah Kembalinya Sang Buddha
- Kisah “Kata-kata Kebahagiaan Sang Buddha”
- 7 Keunggulan Ajaran Buddha
- Pertanyaan & Jawaban Ajahn Chah (terjemahan google)
- PERSEMBAHAN (PUJA) - Terjemahan buku Wisdom of Sil...
- LIMA RINTANGAN (NIVARANA) - Terjemahan buku Wisdom...
- SATIPATTHANA – EMPAT PERHATIAN KESADARAN - Terjema...
- Ketika Badan Jasmani Menghilang - Terjemahan buku ...
-
▼
April
(289)
Entri Populer
-
40 OBJEK SAMATHA MEDITASI. oleh Panna Nanda Bhikkhu pada 03 April 2011 jam 21:47 Samatha Bhavana 1. EMPAT PULUH MACAM OBYEK MEDITASI ...
-
Vipassana Bhavana 1. EMPAT MACAM SATIPATTHANA Dalam melaksanakan Vipassana Bhavana, obyeknya adalah nama dan rupa (batin dan materi),...
-
(Berdasarkan buku Paritta Suci terbitan Sangha Theravada Indonesia) 1. PEMBUKAAN Pemimpin puja bakti : ...
-
Manfaat Melatih Kesabaran Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammāsambuddhassa Manfaat Melatih Kesabaran Khantῑ paramaṁ tapo tῑtikkhā Mela...
-
oleh: Bhikkhu Subalaratano Namo tassa bhagavato Arahato Sammasambuddhassa Namo tassa bhagavato Arahato Sammasambud...
-
oleh: P. Sabar Hingga saat ini masih juga terdapat kesalahpengertian di antara umat Buddha mengenai siapakah yang disebut S...
-
Misteri Panglima Burung Panglima Perang Orang Dayak Hai bro beberapa hari ini kita diramaikan berita tentang kematian orang yang pal...
-
Tipitaka Kanon Pali atau Tipitaka berarti tiga keranjang penyimpanan Kanon (Kitab Suci). Selama beberapa abad sabda-sabda Sang...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar