11. RAHULA SUTTA
RahulaSang Buddha merekomendasikan kehidupan pertapa kepada putranya, Rahula
| Sang Buddha: | ||
| 1. | Dengan selalu hidup bersama orang bijaksana, apakah kau tidak menghinanya? Apakah pemegang obor kemanusiaan kau hormati? | (335) |
| Rahula: | ||
| 2. | Saya tidak menghina orang bijaksana dengan selalu hidup bersamanya. Pemegang obor kemanusiaan selalu saya hormati. | (336) |
| Sang Buddha: | ||
| 3. | Dengan meninggalkan lima kesenangan indera yang menggoda dan menyenangkan bagi pikiran, dengan meninggalkan kehidupan berumah tangga karena keyakinan, jadilah manusia yang mengakhiri penderitaan. | (337) |
| 4. | Bergaullah dengan kawan-kawan yang baik; tinggallah di tempat terpencil, yang jauh dan sunyi. Makanlah secukupnya. | (338) |
| 5. | Jangan menginginkan hal-hal ini: jubah, makanan, obat-obatan dan tempat tinggal. Janganlah menjadi manusia yang kembali ke dunia. | (339) |
| 6. | Kendalikanlah diri sesuai dengan Kode disiplin. Kendalikanlah kelima indera. Selalulah waspada terhadap tubuh dan teruslah mengembangkan keadaan tanpa-nafsu. | (340) |
| 7. | Hindarilah hal-hal yang berhubungan dengan nafsu. Kembangkanlah pikiran yang terkonsentrasi dan yang tidak tergoda oleh ketidakmurnian tubuh. | (341) |
| 8. | Bermeditasilah dengan obyek Tanpa-tanda [Nibbana]. Tinggalkanlah kecenderungan egoisme. Dengan mengakhiri egoisme semacam itu, engkau akan hidup dengan tenang. | (342) |
| Demikian Sang Buddha senantiasa menasehati Bhikkhu Rahula lewat syair-syair itu. |









Tidak ada komentar:
Posting Komentar