Doa Sang Katak
Seorang wanita menderita sakit demam keras, dan semua obat
yang diberikan oleh dokter tidak dapat meringankan sakitnya.
"Tidak dapatkah dokter melakukan sesuatu yang dapat
menyembuhkan saya?" tanya wanita itu putus asa.
"Saya mempunyai satu usul," kata dokter itu. "Pulanglah,
mandilah dengan air panas. Lalu sebelum mengeringkan diri,
berdirilah di tempat aliran angin, telanjang bulat."
"Itu akan menyembuhkan saya?" tanyanya terkejut.
"Tidak, tetapi itu akan membuatmu sakit radang paru-paru. Dan
saya dapat menyembuhkannya."
Pernahkah terjadi pada diri anda, guru anda menawari anda
obat suatu penyakit yang disebabkan olehnya?
CHING MEMBUAT SEBUAH BINGKAI LONCENG
Seorang pengukir bernama Ching menyelesaikan pekerjaan pada
sebuah bingkai loncenqg. Setiap orang melihat mengaguminya,
karena rupanya itu seperti karya roh halus. Ketika Pangeran
di Lu melihat itu, ia bertanya: "engkau itu genius macam
apa, engkau dapat membuat barang seperti itu?"
Pengukir menjawab: "Duli tuanku, aku ini hanya seorang
pekerja biasa. Saya bukan genius. Tetapi ada sesuatu. Kalau
aku membuat bingkai lonceng, aku bermeditasi selama tiga
hari untuk menenangkan pikiranku. Kalau sudah meditasi tiga
hari, aku tidak lagi berpikir tentang pahala atau upah.
Kalau aku bermeditasi lima hari, aku tidak lagi memikirkan
pujian atau celaan, keterampilan atau kelambanan. Kalau aku
bermeditasi tujuh hari aku tiba-tiba lupa anggota lain
tubuhku; ya, aku lupa diriku sendiri. Aku tidak sadar lagi
akan istana dan alam sekitarnya. Hanya pribadiku saja tetap
tinggal. Dalam keadaan itu aku masuk hutan, dan memeriksa
setiap pohon, sampai aku temukan satu, di mana kulihat
bingkai lonceng sempurna. Lalu tanganku mengerjakan tugas.
Setelah menyisihkan diriku, kodrat bertemu kodrat dalam
karya yang dilakukan melalui aku. Inilah kiranya yang
menyebabkan setiap orang berkata, bahwa hasil yang
terselesaikan itu karya para roh halus."
Kata seorang pemain biola terkenal tentang suksesnya dalam
memainkan Violin Concerto karya Beethoven. "Aku punya musik
hebat, biola hebat, dan alat gesek hebat. Apa yang
kuperlukan hanya mempertemukan mereka itu dan aku sendiri
menyingkir."
CONFUCIUS MENGENAI PEMERINTAHAN YANG BAIK
Pada suatu ketika seorang murid berkata kepada Confucius,
"Apakah unsur-unsur dasar untuk suatu pemerintahan yang
baik?"
Ia menjawab, "Makanan, senjata dan kepercayaan rakyat."
"Tetapi," lanjut murid itu, "kalau anda dipaksa untuk
melepaskan salah satu dari ketiga unsur itu, mana yang akan
anda lepaskan?"
"Senjata."
"Dan kalau anda harus melepaskan satu lagi dari dua yang
masih tinggal?"
"Makanan."
"Tetapi tanpa makanan rakyat akan mati!"
"Sejak dahulu, kematian merupakan bagian hidup manusia.
Tetapi rakyat yang tidak lagi mempercayai para pemimpinnya,
sungguh celaka."
"INI SATU"
Seorang petani memutuskan bahwa sudah waktunya ia menikah.
Maka ia pergi ke kota naik keledainya untuk mencari istri.
Pada waktunya ia menemukan seorang wanita, yang menurut
pikirannya akan menjadi istri yang baik, dan mereka menikah.
Sesudah upacara, mereka berdua mengendarai keledai itu dan
kembali ke tempat pertanian mereka. Sesudah beberapa saat
keledai itu berhenti dan tidak mau berjalan lagi. Petani itu
turun dan mulai memukuli keledai itu dengan batang besar,
sampai keledai itu mau berjalan lagi.
"Ini satu," kata petani itu.
Beberapa kilometer kemudian, keledai itu berhenti lagi dan
sekali lagi petani itu turun dan memukuli keledai itu sampai
mau berjalan lagi. "Ini dua," kata petani itu.
Beberapa kilometer kemudian, keledai itu berhenti lagi untuk
ketiga kalinya. kali ini petani itu turun, menurunkan
istrinya, mengambil pistolnya dan menembak kepala keledai
itu hingga mati seketika.
"Kau tolol, bengis," teriak istrinya. "Keledai itu binatang
yang kuat, baik dan berguna untuk usaha pertanian kita. Dan
dalam ledakan amarahmu, kaubinasakan dia. Seandainya saya
tahu bahwa engkau orang yang tidak punya hati, saya tidak
pernah akan nikah dengan engkau ..." dan seterusnya, sampai
kira-kira sepuluh menit.
Petani itu terus mendengarkannya sampai ia berhenti. Lalu ia
berkata, "Ini satu."
Kisah selanjutnya, sesudah itu mereka hidup bahagia.
TERPAKSA MENGGUNAKAN OTAK
Dengan bantuan PETUNJUK PEMAKAIAN seorang wanita selama
berjam-jam mencoba merakit alat rumah tangga yang rumit,
yang baru saja ia beli. Akhirnya ia menyerah dan membiarkan
bagian-bagian alat itu terserak di meja dapur.
Bayangkan betapa ia terkejut ketika beberapa jam kemudian ia
kembali dan menemukan alat itu sudah dirakit oleh
pembantunya dan bekerja dengan sempurna.
"Bukan main, bagaimana engkau mengerjakannya?" serunya.
"Ah ibu, kalau orang tidak dapat membaca, dia terpaksa
menggunakan otaknya," jawabnya tenang.
DOA TUKANG SEPATU
Seorang tukang tambal sepatu datang kepada rabbi Ishak dari
Ger dan bertanya: "Katakan kepadaku, apa yang harus
kulakukan dengan doa pagiku. Pelangganku itu orang-orang
miskin, yang hanya punya sepasang sepatu. Aku menerima
sepatu mereka sudah terlampau petang, dan mengerjakannya
sepanjang malam; waktu fajar pekerjaan masih ada,
kalau-kalau pelanggan mau mendapat kembali sepatunya sebelum
berangkat bekerja. Sekarang pertanyaanku: Bagaimana tentang
doa pagiku?"
"Apa yang kaulakukan sampai sekarang?" tanya rabbi.
"Sesekali aku cepat-cepat menyelesaikan doaku dan lalu
kembali bekerja, tetapi kemudian aku merasa salah. Kali lain
kulewatkan waktu doa. Tetapi aku juga merasa kehilangan
sesuatu, dan kadang-kadang saja, kalau aku mengangkat palu
dari sepatu, aku hampir mendengar hatiku mendesah: 'Orang
celaka aku ini, bahwa aku tidak mampu melakukan doa
pagiku.'"
Kata sang rabbi: "Seandainya aku Tuhan, aku akan menghargai
desahan itu lebih daripada doa."
DUA BERSAUDARA YANG SALING MENCINTA
Dua bersaudara, yang seorang membujang, yang lain kawin,
punya ladang, dengan subur menghasilkan limpah gandum.
Separuh diberikan kepada saudara yang satu dan separuhnya
kepada yang lain.
Semua berjalan baik pada awal. Lalu, terkadang saja, orang
yang kawin mulai bangun terjaga dari tidurnya di waktu malam
dan berpikir. Ini tidak adil. Saudaraku tidak kawin dan ia
mendapatkan separoh hasil ladang. Di sini aku dengan Istri
dan lima anak, jadi aku terjamin aman di masa tua. Tetapi
siapa yang menjaga saudaraku celaka nanti, kalau ia jadi
tua? Ia harus menyimpan lebih banyak bagi masa depan
daripada sekarang, maka kebutuhannya jelas lebih besar dari
pada saya.
Dengan ini ia bangun tidur, diam-diam menyelinap ke tempat
saudaranya dan memasukkan sekarung gandum dalam lumbung
saudaranya.
Si bujang mendapatkan ilham sama di waktu malam juga.
Kadang-kadang ia bangun dari tidurnya dan berkata pada
dirinya: "Ini jelas tidak adil. Saudaraku punya istri dan
lima anak dan ia mendapat separoh hasil tanah. Dan aku tidak
punya tanggungan selain diriku sendiri. Maka tidak wajar
saudaraku miskin, karena kebutuhannya jelas lebih besar dari
saya, harus menerima tepat sama seperti saya." Lalu ia
keluar dari tempat tidurnya dan memasukkan sekarung gandum
di lumbung saudaranya.
Pada suatu hari mereka bangun tidur pada waktu sama, dan
lari bertabrakan, masing-masing menggendong sekarung gandum!
Bertahun-tahun kemudian, sesudah mati, kisah itu
diketemukan. Maka ketika orang sekota itu mau membangun
kenisah mereka memilih tempat, di mana dua saudara bertemu,
sebab mereka tidak bisa memikirkan tempat lain di kota, yang
lebih suci daripada itu.
Perbedaan penting dalam agama itu bukan antara yang
beribadah dan mereka yang tidak beribadah tetapi antara
mereka yang mencinta dan yang tidak.
FILSUF YANG TELAH BANGKIT
Ahli filsuf kuno, sudah mati berabad-abad, diberi tahu,
bahwa ajarannya ditafsirkan salah oleh wakil-wakilnya.
Karena orang itu giat memperjuangkan kebenaran, ia mendapat,
setelah banyak usaha, rahmat untuk kembali ke dunia beberapa
hari.
Beberapa hari lamanya ia bisa meyakinkan para pengganutnya
tentang identitasnya. Setelah itu terjadi, mereka segera
kehilangan segala minat akan apa yang dikatakan, dan minta
agar ia menerangkan kepada mereka rahasia bisa kembali hidup
dari kubur.
Hanya setelah usaha besar ia akhirnya meyakinkan mereka,
bahwa tidak mungkin ia membuka rahasia itu, dan bahwasanya
jauh lebih penting bagi kesejahteraan umat manusia, kalau
mereka kembali pada ajarannya murni seperti semula.
Usaha sia-sia! Yang dikatakan kepadanya ialah, "Apakah kamu
tidak tahu, bahwa yang penting itu bukan ajaranmu, tetapi
tafsir kami tentang ajaranmu? Sesungguhnya, engkau hanya
burung lewat, sedang kami tinggal di sini selamanya."
Ketika Budha mati, sekolah-sekolah bermunculan.
GETARAN HATI SI PENCARI KEBENARAN
... dan hati yang tak kenal takut.
Ada ketukan keras di hati si 'pencari'
"Siapa?" tanya 'pencari' yang takut itu.
"Saya, Kebenaran" datang jawaban.
"Jangan edan," kata 'pencari.' "Kebenaran berbicara dalam
diam."
Itulah cara efektif untuk menghentikan ketukan - untuk
melegakan 'pencari.'
Apa yang tidak ia ketahui adalah bahwa ketukan itu
disebabkan oleh getaran hati yang penuh ketakutan.
Kebenaran yang membebaskan kita hampir selalu kebenaran yang
tidak mau kita dengar.
Maka bila kita berkata sesuatu tidak benar, apa yang terlalu
sering kita maksudkan adalah: "Saya tidak senang itu."
HUKUM TENTANG BUAH-BUAHAN
Di negara tandus pohon itu jarang, dan buah sulit ditemukan.
Dikatakan, bahwa Tuhan ingin membuktikan bahwa ada cukup
bagi setiap orang. Maka Ia menampakkan diri kepada seluruh
nabi dan berkata: "Inilah perintahku kepada seluruh bangsa
sekarang dan untuk keturunan selanjutnya; tidak boleh orang
makan lebih dari satu buah sehari. Catatlah ini dalam Kitab
Suci. Barangsiapa melanggar hukum ini akan dianggap berdosa
terhadap Allah dan terhadap umat manusia."
Hukum ditaati berabad-abad sampai para ilmuwan menemukan
sarana untuk mengubah tanah tandus menjadi padang hijau.
Tanah itu kaya gandum dan segala kebutuhan hidup. Dan
pohon-pohon tertunduk berat kepada buah yang tidak dipetik.
Tetapi hukum satu buah tetap diperintahkan oleh pemerintah
negara dan agama di Tanah itu.
Orang yang menunjuk pada dosa melawan perikemanusiaan,
karena membiarkan buah membusuk di tanah, dipandang sebagai
seorang penghojat dan musuh hukum moral. Orang yang
mempertahankan kebijaksanaan sabda suci Tuhan Allah, itu
dihinggapi roh kesombongan karena pikiran, kata orang, dan
kurang mempunyai jiwa iman dan ketaatan di mana hanya
kenyataan bisa diperoleh.
Di gereja-gereja kerap disampaikan khotbah-khotbah, di mana
mereka yang melanggar hukum digambarkan sengsara pada
akhirnya. Tidak pernah disinggung-singgung tentang jumlah
sama, yang juga sengsara pada akhirnya, meskipun mereka
setia menepati hukum atau tentang jumlah besar mereka, yang
hidup sejahtera meskipun melanggarnya.
Tak ada yang dapat diperbuat untuk mengubah hukum, karena
nabi yang menyatakan menerima itu dari Tuhan, sudah lama
meninggal. Ia mungkin mempunyai keberanian dan rasa wajar
untuk mengubah hukum, karena keadaan sudah berubah, sebab ia
menganggap sabda Tuhan bukan sebagai sesuatu yang harus
dihormati, melainkan harus dipakai demi kesejahteraan umat
manusia.
Akibatnya, ada orang terang-terangan mencemoohkan hukum dan
Tuhan serta Agama. Ada lain yang melanggarnya diam-diam, dan
selalu dengan rasa berbuat salah. Sebagian besar mereka
menaatinya secara ketat dan merasa dirinya suci hanya karena
mereka berpegang teguh pada kebiasaan tanpa arti dan
ketinggalan zaman, yang takut mereka buang.
(DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ,
Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar