7. TISSAMETTEYYA SUTTA
Tissametteyya
Puji-pujian terhadap kehidupan selibat| Tissametteyya: | ||
| 1. | O, Guru yang agung, beritahukanlah apa salahnya manusia terbiasa melakukan hubungan seksual. Dengan mempelajari peringatan Guru, kami akan melatih diri dalam kesendirian. | (814) |
| Sang Buddha: | ||
| 2. | Di dalam diri manusia yang terbiasa melakukan hubungan seksual tidak lagi terdapat praktek Ajaran dan dia tidak lagi belajar. Dia menggunakan dirinya secara salah. Itulah yang tercela di dalam dirinya. | (815) |
| 3. | Bagi manusia yang pada mulanya bisa berjalan sendirian tetapi kini memiliki kebiasaan melakukan hubungan seksual, para bijaksana menyebut manusia tak-terkendali seperti itu makhluk biasa yang rendah, seperti kereta sempoyongan. | (816) |
| 4. | Kemasyhuran dan nama baik yang sebelumnya dimilikinya lenyaplah sudah. Karena melihat hal ini, sudah seharusnya dia berlatih meninggalkan hubungan seksual. | (817) |
| 5. | Dia yang dikuasai oleh buah-pikir akan terus-menerus memikirkan hal itu bagaikan manusia sengsara. Dan setelah mendengar celaan manusia lain, dia menjadi tertekan. | (818) |
| 6. | Karena tersiksa oleh kata-kata orang lain, dia menghancurkan hidupnya sendiri dengan tindakan-tindakan yang salah. Dia menjadi melekat dan tenggelam di dalam kepalsuan. | (819) |
| 7. | Pada mulanya, ketika dia menjalani kehidupan kesendirian, para bijaksana menganggapnya ‘manusia bijaksana’, tetapi semenjak dia memanjakan diri di dalam hubungan seksual, mereka menyebutnya ‘manusia tolol!’ | (820) |
| 8. | Karena menyadari bahaya di dunia ini dari awal sampai akhirnya, secara ketat manusia bijaksana menjaga kehidupan kesendiriannya. Dia tidak menyerahkan diri pada hubungan seksual. | (821) |
| 9. | Hendaknya dia berlatih di dalam kehidupan kesendirian, karena itulah kehidupan yang suci. Karena itu dia tidak boleh menganggap dirinya yang terbaik. Sesungguhnya, dia adalah manusia yang berada di ambang pembebasan [Nibbana]. | (822) |
| 10. | Manusia bijaksana yang tenang dan hidup sendirian ini tetap bebas dari nafsu-nafsu indera dan telah menyeberangi arus kecenderungan-kecenderungan semacam itu. Mereka yang terbelenggu oleh ikatan-ikatan seksual benar-benar iri kepadanya. | (823) |









Tidak ada komentar:
Posting Komentar