Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammāsambuddhassa
Dῑghā jāgarato ratti, Dῑghaṁ santassa yojanaṁ
Dῑgho bālānaṁ saṁsāro, Saddhammaṁ avijānataṁ
Malam terasa panjang bagi orang yang berjaga, satu yojana terasa jauh bagi orang yang lelah.
Sungguh panjang siklus kehidupan bagi orang bodoh yang tak mengenal Ajaran Benar.
(Dhammapada, syair 60)
Kehidupan umat manusia diisi dengan beragam kegiatan. Kegiatan umat manusia dalam kehidupan sehari-hari itu adalah: makan, minum, kerja, olahraga, rekreasi, kegiatan keagamaan, dan istirahat. Dari berbagai kegiatan itu, yang tidak boleh dilupakan adalah komposisi yang sesuai, tidak kebanyakan dan juga tidak terlalu sedikit, dengan kata lain harus cukup.
Di antara semua kegiatan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari yang cukup menyita waktu, yang cukup banyak adalah istirahat. Istirahat yang cukup akan mendukung kesehatan.
Istirahat yang paling baik menurut pakar kesehatan adalah tidur. Dalam sehari semalam, manusia dalam hidupnya rata-rata istirahat sekitar delapan jam. Ukuran untuk istirahat delapan jam bukanlah ukuran mati, artinya bisa kurang atau lebih.
Saat tidur itulah kadang-kadang manusia mengalami berbagai macam mimpi. Mimpi yang baik diharapkan, mimpi yang kurang baik tidak ada yang berharap.
Orang bermimpi sesungguhnya pada saat sedang tidur-tidur ayam, yaitu antara tidur dan sadar. Sesungguhnya mimpi adalah tanda yang datang melintasi jalur pikiran. Ada orang-orang tertentu yang sering mengalami mimpi, ada juga yang jarang mengalami mimpi. Ada juga orang-orang tertentu ingat apa yang dimimpikan tetapi tidak sedikit pula yang begitu bangun dari tidur lupa habis mimpi apa.
Berkaitan dengan mimpi, ada enam jenis orang yang bermimpi, yaitu orang yang dipengaruhi:
1. oleh angin,
2. oleh empedu,
3. oleh lendir,
4. oleh dewa,
5. oleh kebiasaannya sendiri, dan
6. oleh firasat.
Di antara enam jenis mimpi maka yang terakhir inilah yang benar, sedangkan yang lainnya tidak usah terlalu diperhatikan. Masalahnya kita belum mampu membedakan mana yang harus diperhatikan karena mimpi itu mengandung firasat atau hanya bunganya orang tidur.
Berkaitan dengan mimpi, Bodhisatta pernah mengalami mimpi. Ada lima macam mimpi besar yang tampak padanya. Apakah lima macam mimpi besar yang tampak pada Bodhisatta?
1. Bodhisatta bermimpi bahwa bumi yang besar ini adalah tempat tidurnya, Gunung Himalaya adalah bantalnya, tangan kirinya beristirahat di laut timur, tangan kanannya di laut barat, dan kedua kakinya di laut selatan.
2. Bodhisatta bermimpi bahwa dari pusarnya muncul sejenis rumput yang disebut rumput tiriya, yang terus tumbuh sampai akhirnya menyentuh awan.
3. Bodhisatta bermimpi tentang cacing-cacing putih berkepala hitam yang merayap di kaki-kaki Bodhisatta sampai lutut, menutupi kaki-kaki itu.
4. Bodhisatta bermimpi bahwa empat burung dengan warna yang berbeda-beda datang dari empat penjuru, jatuh di kakinya dan semuanya berubah menjadi putih.
5. Bodhisatta bermimpi mendaki gunung kotoran yang besar tanpa dikotori oleh kotoran itu.
Inilah lima macam mimpi dari Bodhisatta yang mengandung makna, bukan sembarang mimpi. Apakah arti dari lima macam mimpi dari Bodhisatta itu? Arti dari mimpi-mimpi Bodhisatta adalah :
1. Bodhisatta akan terbangun pada pencerahan sempurna yang tak ada bandingnya.
2. Bodhisatta akan sepenuhnya memahami Jalan Mulia Berunsur Delapan dan akan menyampaikannya dengan baik kepada para dewa dan manusia.
3. Banyak perumah tangga berjubah putih yang akan pergi berlindung kepada Sang Tathagata sampai akhir hayat mereka.
4. Anggota dari empat kasta akan pergi menuju kehidupan tanpa rumah (petapa) di dalam ajaran dan peraturan-peraturan yang di ajarkan oleh Sang Tathagata dan akan merealisasikan pembebasan yang tiada bandingnya.
5. Bodhisatta akan mendapatkan banyak pemberian jubah, makanan, tempat tinggal dan obat-obatan, dan beliau akan menggunakannya tanpa tergila-gila kepada barang-barang tersebut, tanpa terikat, tanpa melekat karena melihat bahaya dan mengetahui jalan keluarnya.
Itulah lima macam arti mimpi dari Bodhisatta yang setelah diteliti semuanya mengandung kebenaran, bukan sembarang mimpi.
Di dalam kehidupan sehari-hari apapun mimpinya yang baik, kita harus berusaha untuk memujudkan mimpi-mimpi yang baik menjadi kenyataan dalam kehidupan sehari-hari. Apapun mimpi buruk yang kita alami anggap saja bunganya orang tidur atau mimpi hanyalah mimpi, dengan cara itu kita tidak akan khawatir. Supaya tidak bermimpi buruk maka perlu menjaga dan mengembangkan pikiran positif saat sebelum tidur. Berusaha berbuat baik di mana saja, kapan saja, kepada siapa saja di dalam kehidupan sehari-hari adalah jauh lebih baik dibandingkan hanya memperdebatkan mimpi itu sendiri. Perbuatan baik yang dapat dilakukan dan dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari adalah kemurahan hati, kemoralan, pembersihan kekotoran batin dengan mengembangkan samadhi. Selamat berjuang semoga hari-hari kita bermakna, mimpi-mimpi kita mimpi yang bermakna, dan hidup kita bermakna dengan hidup penuh makna dengan berjuang sungguh-sungguh.
Referensi:
1. Petikan Milinda Pañha
2. Petikan Aṅguttara Nikāya, Kitab Suci Agama Buddha
(24 Mei 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar